Debur Ombak Pantai Selatan
Hari ini aku, suami dan kedua anakku pergi berlibur
ke sebuah pantai yang terletak di bagian barat kota Jogja. Kami memutuskan
untuk berlibur ke pantai Glagah hari ini karena anakku merasa bosan di rumah
saja, dan ingin refreshing.
“Bu, aku bosan di
rumah terus, ayo kita pergi ke pantai atau ke mana saja lah bu agar tidak
bosan!” kata anakku pagi ini.
“Ya, coba tanya sama
ayah, bisa tidak mengantar kita ke pantai.”
“Gimana Yah kalo kita
ke pantai hari ini?” aku bertanya pada suamiku.
“Oke, ayo berangkat,
tapi Anton diajak ya bu biar tambah ramai!”
“Ia Yah, boleh juga.”
Aku
juga mengajak keponakanku untuk ikut berlibur bersama kami ke pantai Glagah
Indah. Kami berangkat dari rumah pukul 09.00 pagi, kami membutuhkan waktu 1 jam
untuk sampai ke pantai ini. Terik matahari tak menyurutkan niat kami untuk
berjalan menyusuri bibir pantai, menikmati keindahan alam laut.
“Ayo bu, kita ke bibir pantai yang ada pemecah
ombaknya itu!” kata Andre anak pertamaku.
“Iya, ayo Ifa kita ke
sana!” ucapku pada anakku yang ke duaku sambil menggandeng tangannya.
“Iya bu, kelihatannya
di sana bagus.” jawab Ifa sambil berjalan mengikuti langkahku.
Kami berjalan menuju
bibir pantai untuk menikmati keindahan pantai Glagah Indah yang terkenal juga
akan keindahannya.
Saat ini pantai
Glagah Indah berdampingan dengan Bandara Internasional YIA. Aku dan keluargaku
sangat menikmati liburan kami saat ini. Deburan ombak, juga pemandangan yang luar biasa indah dari
pantai Glagah dapat membuat fikiran jadi fresh, dan sejenak melupakan beban
pekerjaan yang masih menunggu untuk diselesaikan. Tengah hari saat matahari
berada di atas kepala, kami masih berada di bibir pantai menikmati suara
dentuman air yang menghempas pemecah ombak, juga deburan ombak yang tingginya
sekitar sepuluh meter. Air deburan ombak terkadang membasahi tubuh kami,
percikannya seperti rintik hujan.
“Andre, itu ombaknya
tinggi sekali, coba kamu ambil gambarnya!” kata ayah kepada Andre.
“Iya Yah bagus
sekali, aku akan ambil gambar yang indah biar nanti bisa buat profil WA!” ucap
Andre.
“Aku juga mau ambil
gambar bu, aku pinjam HP Ibu ya!” ucap Afi tak mau kalah dengan kakakknya.
“Iya boleh, tapi hati-hati
jangan terlalu ke tepi, di situ ada lubang yang dalam!”
“Baik Bu, aku
berhati-berhati!”
Setelah sinar
matahari semakin panas dan kami sudah mulai capek kamipun mencari warung makan untuk sekedar
mengisi perut kosong yang dari pagi sama sekali belum terisi. Setelah menemukan
tempat yang cocok kami beristirahat dan makan siang dengan menu ikan bakar.
Menu ini sudah lumayan enak dan harganyapun terjangkau untuk kami sekeluarga.
“Ibu mau makan apa,
silahkan Ibu yang pilih menunya!” kata ayah sambil memberikan daftar menu
makanan.
“Kita pilih menu ikan
bakar aja Yah!” ucapku sambil menunjuk ke menu makanan.
“Ya udah, kita pilih
menu ikan bakar!” ucap ayah sambil mengangguk setuju.
“Minumnya apa Bu?”
tanya pelayan.
“Em, es jeruk saja Mbak!”
“Ya Bu, tunggu sebentar
ya!” ucap pelayan sambil berjalan menuju meja pengunjung lain.
Setengah jam
kemudian, makanan telah dihidangkan di meja siap untuk dinikmati.
“Silahkan Pak Bu,
makanan sudah siap!” kata sang pelayan dengan sopan.
“Iya Mbak,
terimakasih!”
Kami segera menikmati
makanan yang telah dihidangkan di meja, anak-anak pun segera menyantap ikan
bakar dengan lahap. Setelah kenyang, kami beranjak keluar dari warung makan
kemudian kembali menikmati keindahan pantai dengan duduk-duduk di bawah pohon
pinus yang tumbuh di pinggir pantai. Angin sepoi-sepoi di pinggir pantai,
membuat kami masih ingin berlama-lama di pantai Glagah Indah ini.
“Matahari sudah mulai
beranjak ke arah barat Yah, ayo kita pulang!” ucapku mengajak suami dan
anak-anakku pulang.
“Ayo anak-anak, kita
pulang!” ajak ayah.
“Nanti Yah, aku masih
ingin di sini!” jawab Afi menolak.
“Sekarang pulang
dulu, kapan-kapan kita ke sini lagi ya!” bujuk ayah pada Afi yang tidak mau
pulang.
“Aku mau beli mainan
Yah!” kata Afi sambil menarik tanganku dan berjalan ke arah penjual mainan.
“Beli mainan ini ya Bu!”
ucap Afi merajuk.
Setelah mendapatkan
mainan yang diinginkannya, Afi baru mau diajak pulang. Bagiku di pantai ini
bukan hanya pemandangannya yang indah, namun di sini juga tersedia berbagai
makanan dari laut di antaranya ada kerang, berbagai jenis ikan, dan undur-undur
laut. Bahkan juga tersedia bumbu dapur yaitu bawang merah dan bawang putih yang
harganya lumayan murah. Aku bahkan membeli oleh-oleh bawang merah karena harganya lebih murah dari harga di
warung dekat rumah.
Selain makanan, di
pantai Glagah juga tersedia oleh-oleh yang berupa baju-baju dan kaos yang
bertuliskan Pantai Glagah Indah.
“Nak, ini ada
baju-baju yang bagus, kita beli yuk!” ucapku pada Afi.
“Oh iya Bu, bagus
sekali, aku mau!”
Akhirnya kami juga
membeli baju yang bertuliskan Pantai Glagah Indah, sebagai kenang-kenangan
bahwa kami pernah berkunjung ke pantai ini. Setelah puas membeli oleh-oleh,
kami pun bergegas pulang karena mataharipun sudah mulai bergeser ke arah barat.
Suatu saat kami pasti akan kembali lagi ke pantai ini karena kami belum puas
menikmati pemandangan alam di pantai Glagah.
***
Comments
Post a Comment