Kiat Menembus Penerbit Mayor
Pertemuan ke-12 Gelombang 18. Tema Penerbit Mayor,
disampaikan oleh Joko Irawan Mumpuni Direktur Penerbit Andi, Ketua IKAPI DIY,
Penulis Buku, dan Assesor BSNP. Dalam kuliahnya hari ini Pak Joko menyampaikan
banyak hal tetntang bagaimana cara agar tulisan dapat diterima di Penerbit
Mayor.
Kategori Buku di
pasaran:
1.
Buku Teks
a.
Buku PERTI (Perguruan Tinggi)
Buku PERTI di bedakan menjadi 2 yaitu buku eksak dan non eksak
b.
buku pelajaran untuk PAUD, SD, SMP, dan SMA.
2.
Buku Non Teks
a.
Buku fiksi dan
b.
Buku non fiksi
Pada dasarnya semua bisa menulis dan
merupakan seorang penulis, jika tidak menulis berarti hanya karena malas. Karena
guru pasti sudah pernah menulis Skripsi, menulis di WA, menulis di face book
misalnya. Karena itu, tidak ada alasan guru tidak bisa menulis.
Penerbit adalah perusahaan yang mencari
keuntungan, untuk bertahan hidup dan menggaji pegawai. Sehingga penerbit yang
tidak mungkin menerbitkan buku yang diyakini akan mendapatkan keuntungan.
Sistem penerbitan pada Penerbit Mayor:
1.
Penerbit
2.
Penyalur (toko buku)
3.
Pembaca/ target market
4.
Penulis
Keuntungan paling besar penerbitan sebuah buku adalah penjual (toko buku).
Toko buku mendapat 30-40%, penulis
5-10%, penerbit 2-3% dengan menanggung resiko buku tidak laku. Penulis tidak
pernah rugi, hanya berkurang royaltinya.
Hambatan Literasi di Indonesia:
1.
Minat bangsa Timur seperti Indonesia rendah,
lebih suka nonton daripada membaca.
2.
Minat tulis
bangsa kita rendah
Bangsa kita adalah tipe senang ngobrol bukan menulis.
3.
Apresiasi hak cipta
Di Indonesia banyak hasil karya yang dibajak, hal ini memcerminkan tidak
menghargai karya orang lain.
Proses naskah menjadi sebuah buku di Penerbit Mayor:
1.
Kirimkan naskah ke penerbit
2.
jika
naskah bagus maka penulis dikirimi surat perjanjian kerjasama bermeterai dari
penerbit untuk ditandatangani
3.
Editorial
4.
Setting
5.
Cover
6.
Dummy
Dummy yaitu naskah dari penerbit dikirim ke penulis untuk dikoreksi apakah sudah sesuai.
Cara memilih penerbit:
1.
Jaringan pemasaran nasional
2.
Jujur dalam pemberian royalty
Hati-hati dengan broker naskah, yaitu orang yang membeli
naskah dan menjual nya kepada penerbit. Naskah yang ditangan broker, naskah
penulis aslinya tidak dicantumkan diganti dengan nama orang lain.
Ungkapan dari Pramoedya “Tahukah kau
mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun, karena kau menulis. Suaramu takkan
padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh …jauh di kemudian hari.”
Yang diperoleh penulis dari Penerbit Mayor:
1.
Kepuasan
Penulis akan mendapatkan kepuasan karena
telah tulisannya telah berhasil menembus penerbit mayor.
2.
Reputasi
Dengan buku yang diterbitkan di penerbit
mayor maka reputasinya semakin tinggi/ terkenal Seorang penulis yang sudah terkenal
pasti akan diundang sebagai narasumber di sebuah seminar/ workshop/ pelatihan .
3.
Karir
Buku yang ditulis dan diterbitkan ber ISBN akan
mempunyai nilai angka kredit yang dapat digunakan untuk usul naik pangkat bagi
ASN.
4.
Uang/ Royalty
Penulis akan mendapatkan royalty dari
penjualan buku. Atau bisa juga mendapatkan uang dari menjual naskahnya ke
penerbit sekaligus tetapi sudah tidak mendapatlan royalty (jual-putus).
Sistem penilaian di penerbitan:
1.
Editorial 10%
2.
Peluang potensi pasar 50-100%
3.
Keilmuan 30%
4.
Reputasi penulis 10-100%
4 kategori naskah:
1.
Tema tidak populer, penulis populer
2.
Tema populer, penulis populer (paling disukai
penerbit)
3.
Tema populer, penulis belum populer
4.
Tema tidak populer, penulis tidak dikenal
Tema popular adalah tema yang sedang menjadi tren saat ini
dan jangka panjang. Cara mengetahui tren adalah dengan google tren. Dengan
google tren bisa membandingkan buku
dengan 2 judul, untuk mencari tema yang lebih tren. Atau bisa mencari juga buku
tren di propinsi mana, untuk mengetahui minat masyarakat. Buku yang pasarannya
bagus dan stabil adalah buku-buku pelajaran, misalnya Tematik, Matematika, dan Bahasa
Inggris.
Setelah masa pandemi memasuki new normal ada 30 prediksi
perubahan yang menyolok. Ada 4 pergeseran besar:
1.
Masyarakat yang cenderung menuju ke go virtual
2.
Masyarakat yang lebih empati
3.
Stay at home
4.
Terbaliknya piramida marslow
Sebelum adanya covid rekreasi adalah hal
yang biasa, orang sudah mencapai puncak kebutuhan. Orang lebih mengejar
kebutuhan dasar yaitu makanan, tempat
tinggal dan kesehatan.
Terdapat 40 bidang yang mati karena covid (tidak
ada pasarnya),tetapi sebagai penggantinya muncul 100 bidang baru.
Ada 4 Kwadran Penulis:
1.
Penulis yang tidak idealis tapi penulis
industrialis/ semata –mata menulis demi uang
2.
Penulis idealis dan industrialis/ disukai
penerbit
3.
Penulis idealis tai tidak industrialis
4.
Penulis tidak idealis dan tidak industrialis
Penulis industrialis:
1.
Menulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan
pasar
2.
Mau menerima masukan dari penerbit
3.
Imbalan finansial merupakan tujuan utama
Ciri penerbit idealis:
1.
Tidak memperhatikan kebutuhan pasar
2.
Tidak begitu suka dengan campur tangan pihak
lain
3.
Imbalan finansial tidak terlalu difikirkan
4.
Kesempurnaan/ 1 tahun mungkin menulis 1 buku
Yang dicari penerbit adalah penulis yang berpikir idealis
sekaligus industrialis. Ciri-ciri penulis yang idealis-industrialis yaitu:
1.
Tetap memperhatikan kebutuhan pasar, namun tetap
berani ambil sikap yang berbeda dengan kebanyakan penulis lain.
2.
Meskipun terbuka terhadap masukan orang lain,
tetap mempunyai pendirian yang kokoh.
3.
Imbalan finansial memang penting, namun tetap
memperhatikan kualitas.
4.
Keseimbangan antara kesempurnaan karya dan
produktifitas.
Pendapat Imam Al Ghazal, “ Bila
engkau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah agar hidup
ini berguna bagi orang lain.”
Wuryanti
Resume: 11
Gelombang: 18
Tema: Menembus Penerbit Mayor
Narasumber: Joko Irawan Mumpuni
Comments
Post a Comment