Posts

Showing posts from April, 2021

Mengenal Penerbit Mayor

Image
  Puasa hari ke-16 Ramadhan kali ini aku isi dengan mengikuti kuliah dalam Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 18 pertemuan ke-11. Narasumber siang ini dari Penerbit Andi yaitu Bapak Edi S. Mulyanta,   dengan tema “Penerbit Mayor.” Pak Edi menceritakan bahwa sebelum bergabung ke penerbit Andi beliau adalah seorang penulis lepas yang hidup dari menulis buku. Masa pandemic sangat mempengaruhi perputaran bisnis di semua bidang termasuk penerbit.   Dunia penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan. Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah pasar toko buku yang paling utama di samping tentunya pasar di luar toko buku. Toko buku merupakan soko guru dari bisnis ini sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas dalam dunia penerbitan. Dalam Undang-undang Nomor 3 tahun 2017, sudah dijelaskan dengan gamblang tentang sistem perbukuan di Indonesia. Sistem Perbu

Belajar Teknik Memasarkan Buku

Image
  Hari Senin, tanggal 26 April 2021 bertepatan hari ke-14 Ramadhan, saya mengikuti kuliah online bersama group WA pelatihan belajar menulis PGRI. Hari ini pertemuan ke-10 gelombang 18. Narasumber perkuliahan kali ini Wijaya Kusumah. M.Pd. dengan mengambil tema Teknik Memasarkan Buku. Nah, bagaimana teknik memasarkan buku yang jitu dan banyak dibeli oleh pembaca? Mari kita ikuti kuliah Om Jay selanjutnya. Menurut Om Jay untuk bisa memasarkan buku yang bermutu harus belajar bagaimana menulis dan menerbitkan buku. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik, maka seorang penulis harus banyak membaca sebelum menulis. Bagaimana agar buku yang kita tulis enak dibaca? Sebelum dikirim ke penerbit, buku yang telah kita tulis sebaiknya diedit dahulu oleh seorang editor yang sudah mahir di bidangnya. Maka setelah selesai menulis kita harus mencari seorang editor dahulu. Tulisan kita di tangan editor akan menjadi sebuah tulisan yang renyah dan enak dibaca. Jangan merangkap menjadi penulis dan

Kenang-Kenangan Buat Bu Anita dan Pak Papay

Image
  Hari Sabtu tanggal 24 April 2021 kemarin, MI Ma’arif Plampang menerima kunjungan dari Kanwil Kemenag DIY dan Ditjend Pendis Kemenag RI. Alkhamdulillah madrasah tempat aku mengajar mendapatkan bantuan dari Ditjend Kemenag Pendis Kemenag RI berupa LCD Proyektor yang nantinya akan digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Dengan bantuan LCD Proyektor, Pak Papay dari Direktorat GTK Madrasah berharap MI Ma’arif Plampang dapat mewujudkan Kelas Digital. Setelah acara penyerahan dan sekaligus uji coba LCD Proyektor, kami beramahtamah. Sebelum sampai di madrasah, Bu Anita telah memesan gula Jawa 8 kg untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh dari Plampang. Bu Anita bahkan membayar lebih untuk harga 8 kg gula Jawa tersebut. “Ini semua aja”. Bu Anita memberikan uang sebesar RP 200.000,00 untuk membayar gula Jawa 8 kg, sedangkan harga jual di warung biasanya hanya Rp 17.000,00 per kilogram. Sehingga harga totalnya menjadi Rp 136.000,00 untuk 8 kg.  Sedangkan aku memberikan kenang-kenangan kep

Membangkitkan Mental dan Naluri Penulis

Image
  Jum’at, 23 April 2021 bertepatan dengan hari ke-11 puasa Ramadhan, aku mengikuti  kuliah pada pelatihan beljar menulis PGRI pertemuan ke-9 gelombang 18. Narasumber perkulihaan kali ini Ibu Ditta Widya Utami, yang akan memaparkan tema Mental dan Naluri Penulis.  Mental Penulis Bu Ditta menyampaikan jawaban atas kuisioner yang dibagikan kepada peserta sehari sebelumnya tentang pengalaman menulis. Dari 30 jawaban kuisioner dikategirkan menjadi 2 macam ketakutan penulis: 1.        Takut terkait teknik penulisan (misal takut tidak sesuai kaidah penulisan, tidak sesuai aturan penerbit, alur dan pesan tulisan yang masih belum tampak, serta ketakutan lain yang sejenis). 2.          Ketakutan yang berhubungan dengan (penilaian) dari orang lain. Misalnya takut dicemooh, diejek dan tidak dibaca. Dari ke-30 peserta yang mengisi kuisioner, ada 3 orang yang menyatakan tidak ada yang ditakutkan tentang tulisannya. Menurut Bu Ditta, ke-3 orang itulah yang patut dicontoh. Jadi tidak perlu ada k

Bermain Ayunan

 Siang ini begitu terik. Namun Zahra meminta kepada ibunya untuk menemani bermain ayunan di belakang rumah. Beruntung banyak pohon besar yang tumbuh di belakang rumah. Sehingga bisa untuk berteduh. Sambil menemani Zahra bermain ayunan, Ibu duduk di sebuah batu yang berukuran sedang. Di belakang rumah Zahra, memang banyak batu. Sehingga bisa digunakan untuk duduk-duduk santai. Meski sinar matahari terik, namun angin bertiup sepoi-sepoi. Sehingga badan terasa segar tertiup angin. Rumah Zahra berada di pegunungan. Pemandangannya sangat indah. Dari belakang rumah, terlihat perbukitan dan juga gunung. Banyak pohon besar berdaun lebat di sekitar tempat tinggal Zahra. Udara tidak panas, namun terasa sejuk. Seteha puas bermain ayunan, Zahra beralih bermain air. Dia mengambil bak mandi plastik. Kemudian diletakkannya di halaman. Bak mandi plastik diisi dengan air yang diambil dari kamar mandi. Zahra menggunakan ember untuk membawa air dari kamar mandi. Setelah airnya penuh, kemudian digunakan u

Puisi 26 #Buka Puasa

  Buka Puasa Saat bedug magrib Itulah yang kutunggu Setelah seharian aku bersabar Menahan haus dan lapar Menahan segala hawa nafsu Hanya kebaikan yang tersisa Sebagai bekal menuju surga Pahala yang berlipat ganda Rasa haus dan lapar Akan terbalaskan dengan setimpal Kesucian hati dan pikiran Akan terbentuk dalam jiwa yang lapang Kulon Progo, 22 April 2021 Wuryanti

Puisi 25 #Kartini Milenial

       Kartini Milenial Kartini masa kini Mari bangun bangsa ini Dengan sumbangsih pemikiranmu Dengan karya-karya terbaikmu Kartini masa kini Tuntutlah ilmu selagi mampu Jangan tunggu zaman makin senja Demi kemajuan bangsa Kartini kebangaan bangsa Negara ini telah menunggu Hasil karyamu yang mendunia Menuju era milenial Kulon Progo, 22 April 2021 Wuryanti

Buku Mahkota Penulis dan Muara Tulisan

Image
  Buku Mahkota Penulis dan Muara Tulisan “Tulisan-tulisan itu ibarat air mengalir .   Tetes demi tetes bergabung menjadi satu, mangalir jauh mencari tempat terendah akhirnya bermuara di lautan. Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak. Karya gemilang yang disatukan menjadi sebuah buku.” Itulah kalimat yang diucapkan oleh Haji Tamrin Dahlan seorang Pengusaha penerbitan buku, dan juga seorang penulis. Kalimat di atas disampaikan oleh Haji Tamrin Dahlan saat menjadi narasumber dalam pelatihan belajar menulis PGRI pertemuan ke-8 gelombang 18. Beliau memaparkan materi   “Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan.”   Buku adalah Mahkota Seorang Penulis .     Seorang penulis tanpa memiliki buku maka belum bisa dikatakan sebagai seorang penulis sejati. Menurut Haji Tamrin Dahlan, salah satu kiat menulis   agar bisa menulis artikel setiap hari ialah sekali duduk jadi. Tulisan memenuhi kaedah sebuah artikel ketika mencapai 7 paragraf. Dalam menulis, jangan pernah meninggalkan

Puisi 24 #Tadarus

                      Tadarus Hari-hari ku lalui dengan rasa bahagia Menyambut bulan nan suci ini Waktu siang dan malam hari Ku luangkan sebagian waktu Ku buka lembar demi lembar Ku baca huruf demi huruf Ku baca kata demi kata Dari ayat-ayatMU Ya Rabbi Meski lidah ini masih terbata-bata Mengucapkan kalimat demi kalimat Dari kitabMU Yang Maha Suci Namun aku tak putus asa Aku hanya menharap RidhoMu Di bulan yang suci ini Tiada bulan semulia bulan ini Bulan penuh berkah dan ampunan Kulon Progo, 19 April 2021 Wuryanti

Puisi 23 #Mukena

                    Mukena  Dahulu ...... putih bersih warnamu Namun kini ...... beragam warnamu Tapi tak mengurangi nilai ibadahku Dalam balutan warna warnimu Mukena penutup anggota tubuh Penutup aurat seorang wanita Dalam menjalankan ibadah salat Ibadah wajib maupun sunnah Mukena adalah lambang hati Menuju kesucian yang sejati Menghadap Illahi Rabbi Dengan penuh harap dan berserah diri Kulon Progo, 19 April 2021 Wuryanti

Puisi 22 #Boneka Panda

  Boneka Panda Boneka panda kesayangan Putri kecilku yang cantik rupawan Boneka panda selalu dibawa Ke manapun putri kecilku berada Dia telah dianggap teman Bahkan sering diajak berbincang Tumpahkan segala kesedihan Tak luput juga kebahagiaan Boneka panda kesayangan Selalu setia menemani putri kecilku Tak sekalipun dia mengeluh Meski setiap hari mendengarkan curahan hati Namun kau juga selalu disayang Setiap malam mendapatkan pelukan mesra Dari putri kecilku tersayang Sebagai teman pengantar tidur Kulon Progo, 19 April 2021 Wuryanti

Puisi 21 #Pot Warna Putih

  Pot Warna Putih Warna putih bersihmu Kini mengalahkan warna yang lain Bahkan si hitam pekat idolaku Kini ..... kaulah sang idola Kau mampu mengalahkan sejuta warna Semua berkumpul jadi satu Putih bersih sang pujaan Terus maju tanpa menoleh ke belakang Kau tinggalkan teman-temanmu Kini kau menempati teras-teras rumah Yang sederhana maupun yang mewah Warna warni tanaman tumbuh di atasmu Kulon Progo, 19 April 2021 Wuryanti

Puisi 20 #Tanaman Hias

       Tanaman Hias      Sejak munculnya pandemi ini Tanaman hias dicari banyak orang Beberapa jenis tampil mendominasi Janda Bolong salah satunya Kini banyak orang mencarimu Dari perkotaan sampai pelosok desa Bahkan ada yang mencari di tempat asalmu Di dalam hutan pinggir desa Engkau menebar sejuta pesona Batangmu yang tumbuh merambat Daun yang dipenuhi lubang kecil Mampu memikat hati banyak orang Cantik elok sungguh rupawan Kini engkau raja tanaman hias Dengan harga kian melejit Tetap dicari para penggemarmu Kulon Progo, 19 April 2021 Wuryanti

Puisi 19 #Kertas

                 Kertas Semua orang selalu mencarimu Mereka selalu mengharap kehadiranmu Di manapun mereka berada Mereka tak bisa hidup tanpamu Engkau bagaikan emas berlian Yang disukai banyak orang Walau kadang ada yang tidak menghargaimu Membuangmu ke tempat yang hina Coretan-coretan tinta pada dirimu Merupakan sumber ilmu pengetahuan Merupakan sumber munculnya inspirasi Bagi insan yang menghargaimu Kulon Progo, 19 April 2021 Wuryanti

Puisi 18 #Ngabuburit

                 Ngabuburit Matahari telah bergeser ke arah barat Tubuh ini mulai terasa lemah Menahan rasa haus dan lapar Perut pun mulai keroncongan Namun masih beberapa jam lagi Waktu berbuka puasa tiba Kuu ambil sebuah pena Ku ambil sebuah buku catatan Ku torehkan kata demi kata Ku torehkan kalimat demi kalimat Sambil menanti saat berbuka Isi waktu dengan menulis Tak terasa satu halaman telah penuh Dengan coretn tinta hitam Hasilkan sebuah karya tulisan Sambil menantikan saat berbuka Kulon Progo, 18 April 2021 Wuryanti

Puisi 17 #Gamis

                           Gamis Engkau adalah pakaian masa kini Yang disukai banyak kalangan Dari anak-anak sampai nenek-nenek Kau tak pernah ketinggalan zaman Engkau merupakan pakaian Islami Penutup aurat seorang wanita Penjaga dari pandangan mata Yang sering timbul dari model mini Engkau selalu tampil mempesona Dengan model-model terbaru Yang sesuai dengan syariah agama Hingga engkau selalu diburu Kulon progo, 18 April 2021 Wuryanti

Puisi 16 #Semilir Angin

  Semilir Angin Semilir angin pagi hari Menentramkan jiwa yang sepi Membangun semangat jiwa dan raga Untuk memulai hari ini Dengan semangat menyambut hari Selesaikan tugas dan kewajibanmu Agar tidak menjadi beban Bagi esok hari yang indah Awali hari dengan senyuman Diiringi semilir angin pembangun asa Hasilkan suatu karya terbaik Sebagai sumber inspirasi bersama Kulon Progo, 18 April 2021 Wuryanti

Puisi 15 #Hikmah Puasa

  Hikmah Puasa Hanya satu yang selalu dinanti Oleh orang yang menjalankan ibadah puasa Terdengarnya alunan suara adzan magrib Saat mega mulai berwarna jingga Haus dan lapar di siang hari Sebagai rasa empati pada sesama Yang belum tentu mendapatkan sesuap nasi Saat orang lain bahkan berpesta pora Dengan puasa maka kita dapat merasakan Apa yang sering dirasakan oleh sesama Yang sedang mengalami kesusahan Untuk mendapatkan sesuap nasi Kulon Progo, 18 April 2021 Wuryanti

Cara Menulis Resum Jadi Buku

  Resum merupakan ringkasan dari suatu materi. Yang kita bicarakan di sini adalah cara menulis resum menjadi buku. Resum yang berasal dari materi yang disampaikan oleh narasumber dalam pelatihan belajar menulis PGRI yang dipimpin oleh Wijaya Kusumah. Setiap materi yang disampaikan oleh narasumber dibuat resume oleh peserta kemudian diupload di blog masing-masing. Nah, resume tersebut dikumpulkan kemudian nantinya akan dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku. Narasumber pelatihan kali ini adalah Ibu Aam Nurkhasanah. Menurut Aam Nurkhasanah, ada 7 teknik menulis resume menjadi sebuah buku. 1.      Mengumpulkan resume dalam file word. Simpanlah beberapa file resum dalam satu folder. Kemudian beberapa resum tersebut kita jadikan satu file yang akan menjadi isi naskah buku. 2.      Menentukan Tema. Saat file resumsudah terkumpul 20 pertemuan, pilahlah berdasarkan tema yang sejenis. Misalnya beberapa resume tentang teknik penulisan, satukan menjadi satu bab yaitu teknik penulisan. Re

Pre Wedding

  S aat itu gedung kantor tempatku bekerja sedang direnovasi, jadi kantor dialihkan ke tempat lain tidak jauh dari gedung kantor yang sedang direnovasi. Setiap pergi dan pulang kerja, aku melintasi gedung kantor yang sedang direnovasi tersebut. Tak sengaja aku melihat ke arah seorang pekerja yang ada di kompleks renovasi gedung, pekerja itupun melihat ke arahku dengan tatapan dingin. Setiap hari kami hanya saling menatap tanpa sapaan sepatah katapun.             Suatu hari, aku ditugaskan untuk mengecek sampai sejauh mana renovasi gedung kantor kami. Tanpa sengaja aku melihat pekerja itu lagi, namun saat ini dari jarak yang sangat dekat. Kami saling menatap dalam diam, kesunyian membuatku gugup. Namun aku mencoba untuk bersikap normal, walaupun tubuhku ini terasa kaku untuk bergerak apalagi melangkah.             “Ada apa bu?” pertanyaan pekerja itu mengagetkan lamunanku.             “Oh, iya mas. Saya mau mengecek sampai seberapa jauh proses renovasinya?” ucapku terbata-bata.

Cinta Terlarang

  Pesta pernikahan Rere dan Nino berjalan lancar dan cukup meriah, dengan dukungan dari kedua keluarga dan teman-teman Rere yang turut hadir memeriahkan pesta. Setelah pesta pernikahan usai Rere kemudian diboyong ke rumah suaminya. Hari-hari berikutnya Rere tinggal bersama suami dan ayah serta ibu mertuanya yang usianya setengah baya.   Hari-hari pertama pernikahan Rere dan Nino dipenuhi dengan rasa sayang dan cinta sehingga terlihat sebagai keluarga yang harmonis. “Ini aku sudah masak buat kita mas, ayo makan dulu!” ucap Rere suatu pagi. “Wah, pasti lezat masakan isteri aku yang cantik ini!” jawab Nino sambil memeluk Rere. “Apa ya menu masakan kita hari ini?” tanya Nino. “Balado terong sama ikan asin mas!” jawab Rere sambil mengambilkan nasi untuk Nino. Kehidupan Rere dan Nino sederhana namun dipenuhi dengan kebahagiaan. Namun dua bulan kemudian bertepatan dengan usia kehamilan Rere yang dua bulan, tragedi itupun mulai terjadi. Saat itu keadaan kesehatan Rere menurun karena

Debur Ombak Pantai Selatan

  H ari ini aku, suami dan kedua anakku pergi berlibur ke sebuah pantai yang terletak di bagian barat kota Jogja. Kami memutuskan untuk berlibur ke pantai Glagah hari ini karena anakku merasa bosan di rumah saja, dan ingin refreshing. “Bu, aku bosan di rumah terus, ayo kita pergi ke pantai atau ke mana saja lah bu agar tidak bosan!” kata anakku pagi ini. “Ya, coba tanya sama ayah, bisa tidak mengantar kita ke pantai.” “Gimana Yah kalo kita ke pantai hari ini?” aku bertanya pada suamiku. “Oke, ayo berangkat, tapi Anton diajak ya bu biar tambah ramai!” “Ia Yah, boleh juga.”     Aku juga mengajak keponakanku untuk ikut berlibur bersama kami ke pantai Glagah Indah. Kami berangkat dari rumah pukul 09.00 pagi, kami membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai ke pantai ini. Terik matahari tak menyurutkan niat kami untuk berjalan menyusuri bibir pantai, menikmati keindahan alam laut.   “Ayo bu, kita ke bibir pantai yang ada pemecah ombaknya itu!” kata Andre anak pertamaku. “Iya, ayo I

Aura Senja

  Sore ini Senja mengenakan blus kuning muda menambah penampilannya semakin cantik dengan kulitnya yang putih bersih. Rambutnya yang lurus terurai panjang menjuntai sampai pinggangnya yang kecil bak biola. Senja sedang duduk-duduk di teras depan rumahnya menantikan kedatangan pujaan hatinya. Bintang Pratama lelaki yang sangat dicintai Senja karena Bintang sangat menhargai juga menyayanginya. Tiba-tiba terdengar deru mobil dari jalan di depan rumah Senja dan berhenti tepat di halaman rumah Senja. Tak lama kemudian pintu mobil terbuka dan muncullah sosok lelaki tampan dan gagah mengenakan kaca mata hitam menambah penampilannya semakin maskulin. Kaos warna hitam dipadu celana jins menambah penampilannya semakin macho. Itulah Bintang Pratama lelaki yang membuat Senja sering tidak bisa tidur dan gelisah dibuatnya. “Selamat sore sayang!” sapa Bintang kepada Senja yang terpana memandanginya dari kejauhan. “Eh, iya …… selamat sore!” jawab Senja terkejut setelah sadar dari lamunannya. B